Amaliyah Ramadhan
Berwawasan yang benar tentang puasa dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya
Puasa bukanlah sekedar tidak makan dan tidak minum,
tapi ada rambu-tambu kehidupan yang harus ditaati sehingga puasa itu menjadi
sarana tarbiyyah (pendidikan) menuju kehidupan yang bertaqwa kepada Allah Swt.
Puasa seperti inilah yang bisa menghapus dosa seorang muslim, Rasulullah Saw
bersabda:
Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui
rambu-rambunya dan memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka hal itu
akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi).
Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang mesti ditunaikan, tanpa uzur syar’I
(halangan yang bisa dibenarkan menurut syari’at), maka seorang muslim tidak
boleh meninggalkan puasa. Ini merupakan dosa yang sangat besar sehingga tidak
bisa ditebus meskipun seseorang berpuasa sepanjang masa, Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa
tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshoh atau
sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya
ia berpuasa selama hidup” (HR.At-Turmudzi).
Menjauhi hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menggugurkan nilai
shiyam.
Puasa merupakan pendidikan
untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak benar, bila hal itu tidak bisa
ditinggalkan, maka tidak ada nilai atau paling tidak berkurang nilai ibadah
seseorang, Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Bukanlah (hakikat) shiyam itu sekedar meninggalkan makan dan minum,
melainkan meninggalkan pekerti sia-sia (tak ternilai) dan kata-kata bohong” (HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
Rasulullah Saw. juga pernah bersabda bahwa, “Barangsiapa yang selama
berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktekkannya, maka
tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu
sekedar meninggalkan makan dan minum” (HR.Bukhori dan Muslim).
Bersungguh-sungguh melakukan
shiyam dengan menepati aturan-aturannya.
Ibadah puasa merupakan ibadah yang harus dilaksanakan dengan penuh
kesungguhan sehingga apa yang menjadi ketentuannya bila dipatuhi, Rasulullah Saw. bersabda:
”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka
akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukan” (HR. Bukhori, Muslim dan Abu Daud).
Bersahur.
Bagi orang yang hendak berpuasa, disunnahkan untuk makan sahur pada
saat sebelum tiba waktu subuh (fajar), sahur merupakan makanan yang berkah (Al-ghoda’
al-mubarok). Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda bahwa:
”Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan,
sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para Malaikat mengucapkan salam
kepada orang-orang yang makan sahur” (HR. Ahmad).
Ketika waktu maghrib telah tiba, yakni saat matahari telah terbenam,
maka saat itulah waktu berbuka sehingga sangat ditekankan kepada orang yang
berpuasa untuk segera berbuka puasa. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa salah
satu indikasi kebaikan umat manakala mereka mengikuti sunnah dengan
mendahulukan ifthor dan mengakhirkan sahur. Sabda Rasulullah Saw:
“Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya ialah
mereka yang bersegera berbuka puasa” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Bahkan beliau mendahulukan ifthor walaupun hanya dengan ruthob
(kurma mengkal), atau tamr (kurma) atau air saja (HR. Abu Daud dan
Ahmad).
Berdoa.
Sesudah menyelesaikan ibadah puasa dengan berifthor, Rasulullah Saw.
sebagaimana yang beliau lakukan sesudah menyelesaikan suatu ibadah, dan sebagai
wujud syukur kepada Allah, beliau membaca do’a sebagai berikut:
عن انس قال كان رسول
الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : بسم الله اللهم لك صمت وعلى
رزقك أفطر ت. وزاد ابن عباس وقال : فتقبل مني
إنك انت السميع العليم. وعن ابن عمر
قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا افطر
قال : ذهب الظمأ وابتلـت العروق وثبت
الاجر إنشاء الله
Rasulullah bahkan mensyariatkan agar orang-orang
yang berpuasa banyak memanjatkan do’a, sebab do’a mereka akan dikabulkan oleh
Allah. Dalam hal ini beliau pernah bersabda bahwa,
“Ada
tiga kelompok manusia yang do’anya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah
do’a orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka” (HR.Ahmad dan Turmudzi).
Komentar
Posting Komentar